UPAYA PENINGKATAN
MOTIVASI DAN KETRAMPILAN BERBICARA BAHASA INGRIS MELALUI TOTAL PHYSICAL RESPON PLUS PADA SISWA KELAS
VIII SMP NEGERI 1 PUHPELEM TAHU 2010/2011
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
BAB I
A.
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan adalah salah satu tujuan
pendidikan yang harus dicapai untuk meningkatkan output peserta didik yang
berkualitas, sehingga dapat membentuk masusia yang tanggap dan tangguh dalam
menghadapi perkembangan jaman. Hal inilah yang mengilhami bahwa seorang guru
harus kreatif dan inovativ dalam proses pembelajaran untuk dapat menghasilkan
output yang baik dan mampu bersaing di era globalisasi sekarang ini.
Didalam bahasa
Inggris terdapat berbagai macam aspek yang harus diperhatikan dalam upaya
penguasaan kompetensi berbahasa Inggris. Berbagai macam aspek tersebut saling
berkaitan satu sama lainnya, seperti mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis. Untuk mencapai kompetensi berbahasa tersebut
kurikulum sekarang sekarang ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), berangkat dari seperangkat rasional teoritis dan praktis yang mendasari
semua keputusan perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
dalam kurikulum.
Dalam pembelajarah Bahasa inggris salah satu
ketrampilan yang harus dimiliki siswa adalah ketrampilan berbicara. Dari tujuan diatas tentunya para siswa
dituntut untuk dapat dan trampilan
berbicara bahasa inggris yang tentunya sangat diperlukan oleh semua orang yang
ingin berkomunikasi dengan orang lain di era globalisai ini.
Bahasa inggris adalah salah satu bahasa asing yang
masuk dalam komponen kurikulum di tingkat SMP. Bahasa inggris juga sebagai
bahasa internasional, di mana bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi dalam
bebagai bidang. Karena sebagai bahasa asing maka dalam pembelajaran sering
menemukan banyak permasalahan yang muncul selama mengadakan proses belajar
pembelajaran di dalam kelas antara lain:
1. Siswa
merasa tidak mampu berbicara bahasa inggris
2. Siswa
takut berbicara ketika ditanya gurunya memakai bahasa inggris.
3. Situasi
kelas menjadi kurang nyaman karena siswa takut kawatir kalau disuruh berdialog
didepan kelas.
4. Ada
siswa ketika pelajaran bahasa inggris selalu ijin ke UKS
Kegiatan pembelajaran di kelas agar tidak monoton
dan membosankan perlu mengembangkan teknik yang ada dan mudah dalam
menggunakannya. Pentingnya penembangan teknik pembelajaran untuk penyampaian
materi pelajaran. Dalam proses belajar mengajar teknik pembelajaran memiliki
nilai yang strategis, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kemp dan Dayton (1985).
Salah satu teknik yang digunakan yaitu total physical respon adalah di sekolah tersebut dari segi intake
siswa yang tergolong rendah dan sedang, hal inilah yang menjadi salah satu
faktor belum tercapauinya tujuan pembelajaran khususnya ketrampilan berbicara
bahasa inggris.
Hal-hal ini lah yang mendorong penulis untuk
mengambil penelitian tindakan kelas pada kelas VIII B, dimana kelas tersebut
terdapat banyak siswa yang mempuyai latar belakang selama di Sekolah Dasar
belum mendapat penbelajaran bahasa inggris. Hal ini menjadi kendala bagi guru
mata pelajaran Bahasa Ingris dituntut untuk lebih kreatif dalam mengadakan
proses PBM. Dari input siswa yang ada, sehingga dalam pembelajaran bahasa
inggris ditemukan bahwa anak kurang berani berbicara, sedangkan salah satu
komponen ketrampilan bahasa yang dikembangkan adalah ketrampilan berbicara, hal
ini terlihat ketika anak di beri kesempatan untuk berbicara, para siswa sangat
pasif dan tidak berani untuk mencoba, sehingga guru harus menunjuk salah satu
siswa untuk berbicara. Dari hal-hal tersebut penulis terdorong untuk melakukan
penelitian tindakan kelas untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya
ketrampilan berbicara
A.
Rumusan
Masalah
Dari
judul penelitian di atas dapat di rumuskan masalah antara lain:
1. Apakah Total physical Respon dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar bahasa inggris siswa kelas VIII B ?
2. Bagaimanakah kemampuan ketrampilan berbicara
bahasa inggris siswa setelah menggunakan Total Physical Respon dalam
pembelajaran ?
B.
Tujuan
Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan ketrampilan berbicara dengan
mengembangkan Total Physical Respon pada
siswa kelas VIII B.
C.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Adapun
manfaat penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
a.
Bagi siswa, penelitian ini diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa inggris dan meningkatkan keterampilan berbicara bahasa inggris,
mengasah imajinasi, memupuk kreativitas, dan meningkatkan prestasi belajar.
b.
Bagi guru, penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pengalaman dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan
meningkatnya kemapuan keterampilan berbicara dengan lafal pronaounciation
secara benar dan meningkatkan kemampuan dasar guru dalam menerapkan
pembelajaran Bahasa Inggris.
D.
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
1. Subjek Penelitian
Siswa
yang diteliti adalah siswa kelas VIII B SMPN 1 Puhpelem Tahun pelajaran
2010/2011. Kelas VIII B SMPN 1 Puhpelem Wonogiri berjumlah 28 siswa, terdiri
dari 18 putra dan 10 putri. Kemampuan
berbicara bahas inggris rata-rata masih rendah.
Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Jawa. Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa
rata-rata menengah ke bawah. Tempat
tinggal siswa kebanyakan 89% berasal dari pelosok yang umumnya orang tuanya
bekerja sebagai petani. Hal inilah yang
menyebabkan motivasi belajar siswa juga rendah.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian
Tindakan Kelas ini penulis lakukan di
SMP Negeri 1 Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, khususnya dilaksanakan di kelas VIIIB
semester 1 tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 28 siswa. Siswa perempuan
sejumlah 10 dan laki-laki 18 siswa.Alasan penulis melakukan penelitian di kelas
ini karena rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara menggunakan bahasa
inggris.
Penelitian
ini dilakukan dalam 2 siklus selama semester satu. Siklus pertama dilakukan
dalam 2 kali pertemuan, sedangkan siklus
kedua 2 kali pertemuan.Jadi seluruhnya ada 4 kali pertemuan.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian di sini adalah siswa kelas VIIIB
semester gasal SMP Negeri 1 Puhpelem,
Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011.
C. Sumber Data
Sumber
data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tes awal untuk mengetahui kompetensi
Speaking
2. Hasil kuisioner untuk mengetahui pendapat
mereka terhadap pembelajaran Speaking.
3. Wawancara yang diadakan oleh peneliti
dibantu oleh kolaborator untuk mengetahui kesan dan pendapat mereka selama
proses pembelajaran dengan penerapan TPR Plus.
4. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh
peneliti dan kolaborator pada saat proses pembelajaran.
D. Teknik dan alat pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
a. Pemberian tes kognitif untuk mengetahui
ketrampilan berbicara siswa.
b. Menyiapkan perangkat pembelajaran.
c. Pemberian lembar kerja siswa untuk setiap pertemuan
d. Penyebaran kuesioner sebelum dan sesudah
tindakan
e. Pedoman Wawancara, Analisis
f. Pengamatan dan observasi
2. Alat pengumpul data
a. Butir tes kognitif
b. Lembar kerja siswa
c. Pertanyaan kuesioner
d. Pedoman wawancara
e. Lembar pengamatan
E. Validasi Data
1. Tes kognitif dan lembar kerja siswa di
ujicobakan kepada siswa yang bukan merupakan subjek penelitian.
2. Validasi kuesioner juga dilakukan seperti
langkah tersebut di atas.
3. Validasi wawancara dilakukan dengan
melibatkan kolaborator.
4. Validasi pengamatan dengan melibatkan
seorang yang lebih tahu untuk mengetahui
apakah lembar pengamatan telah mewakili data yang akan diambil. Triangulasi
data dilakukan dengan melibatkan kolaborator.
F. Analisis Data
1. Hasil tes kognitif tentang ketrampilan
berbicara rerata dan dianalisis secara deskriptif.
2. Hasil performance
speaking siswa dinilai berdasarkan
rubrik penilaian speaking . Kemudian
hasilnya dianalisis secara deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai tes
antar siklus maupun dengan indikator kerja.
3. Hasil Kuesioner dianalisa secara
deskriptif.
4. Hasil wawancara juga dianalisa secara
deskriptif.
5. Hasil pengamatan oleh kolaborator dan
peneliti dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui apa yang terjadi dan
masalah yang muncul ketika siswa melakukan praktek speaking
G. Indikator Kinerja
Beberapa indikator dalam
rancangan penelitian ini adalah :
1). Menetapkan kelas yang
digunakan untuk penelitian tindakan.
2). Merencanakan jumlah
siklus yang akan dilakukan dan setiap akhir tindakan di
laksanakan tes untuk mengetahui
perkembangan yang dicapai.
3). Membuat rencana
pembelajaran.
4). Membuat lembar observasi,
lembar kerja siswa dan lembar catatan proses pe
laksanaan,
5). Menyusun butir soal.
H. Prosedur Penelitian
Setiap siklus dapat
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, sedangkan rencana
variabel-variabel yang diteliti pada masing-masing siklus terdiri atas empat
tahap, yaitu persiapan tindakan, implementasi tindakan, pemantauan dan evaluasi
serta refleksi.
SIKLUS I
1. Planning/ Persiapan
Pada tahap planning penulis
melakukan beberapa kegiatan seperti mencari referensi yang berkaitan dengan
strategi TPR Plus dalam pembelajaran speaking. Dalam tahap ini
penulis juga melakukan :
1. Pembuatan lesson plan
2. Pembuatan butir soal tes speaking
3. Pemilihan topik dan subjek yang akan
dikembangkan
4. Pembuatan lembar kerja siswa
5. Pembuatan skore rubrik penilaian
6. Pembuatan soal kuesioner
1. Pembuatan daftar pertanyaan wawancara
2. Pembuatan instrumen pengamatan
3. pembuatan lembar catatan harian yang akan
digunakan untuk merekam informasi secara kualitatif yang diperoleh selama
tindakan. Catatan digunakan
untuk mencatat perubahan negatif dan positif selama proses siklus penelitian.
2. Acting/ Tindakan
Pembelajaran dilaksanakan
mencakup semua ketrampilan berbahasa ( listening, speaking, reading,
writing).Pengajaran dimulai dari kegiatan, listening, speaking, reading, dan
writing.Perlakuan dengan TPR Plus dilakukan pada saat kegiatan ketrampilan berbicara(speaking
skill), seperti langkah-langkah berikut :
Guru memulai pengajaran dengan dari ketrampilan
listening, dilanjutkan dengan kegiatan speaking. Alokasi waktu untuk dua
ketrampilan ini adalah 2 x 40 menit.Kegiatan Speaking dimuali setelah ekplorasi.
Dimulai dengan memberi penjelasan turan yang dibuat bersama antara guru dan
siswa . Setelah itu guru memulai dengan ucapan ”Class” kemudaian siswa menjawab
”Yess”, kemudaian guru mengucapkan kata atau kalimat atau ungkapan
transaksional kemudian guru mengatakan
”Teach” siswa menjawab ”OK”, kemudian siswa mengucapkan kata/kalimat
transakional seperti yang diucapkan guru dengan melihat teman yang diajak
berbicara. Kegiatan ini dilakukan secara monolog tetapi konsentrasi siswa.
Kemudian siswa diminta untuk mulai untuk monolog dengan mengucapkan seperti
sama dengan yang dilakukan gurunya dengan bergantian.Selanjutnya siswa
mengucapakan dialog dari semua ucapan tyang telah dipelajaribersama teman
sebangkunya. Guru mengevaluasi dari setiap pasangan yang maju melakukan dialog
dan memberikan umpan balik dan tanggapan terhadap prounounciatin dan intonasi
dalam berbicara.
Perlakuan TPR Plus siklus pertama ini diberikan untuk dua kali
pertemuan.Selama perlakuan berlangsung, kolaborator mengobservasi kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan mencatat segala sesuatu
yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.Temuan-tamuan yang didapatkan
dicatat dalam lembar catatan lapangan.Setelah dua kali pertemuan berlalu, dilakukan tes 1 untuk
mengukur kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa inggris dan sebagai data
untuk dibandingkan dengan test awal (t-O) sehingga peneliti dapat menemukan perkembangan
siswa.
3.Pemantauan dan evaluasi (observing)
Pemantauan dan evaluasi
dilakukan untuk melihat lebih jauh keefektifan strategi TPR Plus dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan
siswa dalam berbicara bahasa inggris, maka diadakan test 1.
4.Analisis refleksi
Refleksi dilakukan dengan cara
memikirkan kembali untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pelaksanaan
tindakan pada siklus I.Selama siklus pertama deskriptor yang belum muncul
adalah, siswa masih belum signifikan yang menggunakan bahasa inggris/tidak
takut berbicara, siswa lebih banyak diam dan enggan untuk menampilkan dialog, komunikasi antara guru dan siswa lebih lancar
sehingga guru makin hafal dengan siswa.Sedangkan deskriptor yang sudah muncul
adalah, guru sudah menggunakan metode pemberian tugas, kemudian juga sudah
menggunakan teknik yang bervariasi, siswa bisa belajar berbicara dan
berkomunikasai interpersonal maupaun antar
personal dengan menggunakan grammar dengan benar, serta kerjasama antar
siswa sudah meningkat. Namun ada beberapa hal yang menjadi masalah, antara lain
: kelas masih monoton dan ktika ada yang meanpilkan pasangan yang menampilkan
dialog masih banyak yang kurang memperhatikan temannya, guru sedikit
mengevaluasi dan memberi contoh yang benar.
Untuk mengurangi masalah-masalah
tersebut maka semua kekuatan dan kelemahan yang terlihat pada siklus I dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan tindakan pada siklus
berikutnya. pada akhir siklus dilakukan tes evaluasi belajar untuk melengkapi
penilaian yang sebenarnya.
SIKLUS II
1). Perencanaan/Planning
Untuk
mendukung pelaksanaan siklus kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatunya sama
dengan siklus pertama.
2). Acting/Tindakan
Pelaksanaan pada siklus II
mekanismenya sama dengan pelaksanaan siklus I, yaitu meliputi perencanaan,
pelaksanaan atau tindakan, pengamatan dan refleksi.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama,
maka pada siklus kedua diberikan pengertian pada siswa agar lebih termotivasi,
konsentrasi pada materi yang diajarkan.
Setelah berjalan 15 menit,
siswa yang telah siap dipersilahkan menapilkan monolog maupaun dialog dengan
pasangannya, dari dialog itu guru memberikan evaluasi dari kekurangan untuk
dapat diperbaiki bagi yang lain terutama pada prounonciatian dan intonasi.
3. Pemantauan dan
evaluasi/observing
Pengamatan atau evaluasi pada
perkembangan kemampuan siswa dilakukan pada setiap fase treatment. Data-data
yang ada dianalisis secara deskriptif. Untuk mendukung data kualitatif diatas,
dilakukan test 2 dengan hasil bahwa sebagian besar anak-anak nilainya meningkat.Rata-rata kemampuan dan
kemauan siswa berbicara bahasa inggris juga meningkat.Sedangkan dari beberapa
responden siswa yang diwawancarai, menjawab senang menggunakan TPR Plus lebih
menyenangkan karena mereka lebih mengerti dan dapat langsung melakukan
perintah.
4. Refleksi
Setelah mendapatkan gambaran
secara rinci tentang keberhasilan dan kendala yang dialami dalam pelaksanaan
penggunaan TPR Plus, peneliti melakukan
kajian dan refleksi terhadap proses dan hasil dari siklus kedua. Dari hasil
observasi selama siklus dua berlangsung, didapatkan kondisi bahwa pembelajaran
bisa berjalan lebih menyenangkan dan lebih variatif, siswa semakin antusias
dalam berbicara.
BAB IV
LAPORAN HASIL
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
pembelajaran siswa di evaluasi dalam tiga tahap :
Tahap I Bulan Otkober
II Bulan November
III Bulan Desember
Tabel I. Hasil observasi tanggapan siswa
dalam pembelajaran dengan teknik TPR Plus untuk mempercepat penguasaan
Kompetensi berbicara Bahasa Inggris.
No
|
Pernyataan
|
Tanggapan
|
Tahap I/awal
|
Tahap II/siklus 1
|
Tahap III/siklus 2
|
|||
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
|||
1
|
Saya menguasai
kompetensi Bahasa Inggris dengan baik
|
Setuju
|
12
|
35%
|
18
|
52%
|
22
|
64%
|
Biasa
|
12
|
35%
|
10
|
30%
|
7
|
21%
|
||
Tidak setuju
|
10
|
30%
|
6
|
18%
|
5
|
15%
|
||
2
|
Saya menguasai
kompetensi bericara Bahasa Inggris
dengan baik
|
Setuju
|
7
|
21%
|
13
|
38%
|
24
|
70%
|
Biasa
|
15
|
44%
|
12
|
35%
|
4
|
12%
|
||
Tidak setuju
|
12
|
35%
|
9
|
27%
|
6
|
18%
|
||
3
|
Saya dapat
berbicara monolog/ interpersonal dengan baik.
|
Setuju
|
15
|
44%
|
19
|
56%
|
25
|
73%
|
Biasa
|
15
|
44%
|
10
|
30%
|
6
|
18%
|
||
Tidak setuju
|
4
|
12%
|
5
|
15%
|
3
|
9%
|
||
4
|
Teknik TPR
Plus membantu saya belajar berbicara bahasa Inggris
|
Setuju
|
13
|
38%
|
18
|
52%
|
25
|
73%
|
Biasa
|
12
|
35%
|
9
|
27%
|
5
|
15%
|
||
Tidak setuju
|
9
|
27%
|
7
|
21%
|
4
|
12%
|
||
5
|
TPR Plus mampu
meningkatkan motivasi saya berbicara bahasa inggris
|
Setuju
|
15
|
44%
|
21
|
61%
|
24
|
70%
|
Biasa
|
12
|
35%
|
7
|
21%
|
5
|
15%
|
||
Tidak setuju
|
7
|
21%
|
6
|
18%
|
5
|
15%
|
||
6
|
Kompetensi berbicara
Bahasa Inggris saya meningkat
|
Setuju
|
12
|
35%
|
18
|
52%
|
27
|
79%
|
Biasa
|
10
|
30%
|
11
|
33%
|
4
|
12%
|
||
Tidak setuju
|
12
|
35%
|
5
|
15%
|
3
|
9%
|
||
7
|
Menggunakan
Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi lisan
menyenangkan
|
Setuju
|
12
|
35%
|
18
|
52%
|
22
|
64%
|
Biasa
|
11
|
32,5%
|
10
|
30%
|
7
|
21%
|
||
Tidak setuju
|
11
|
32,5%
|
6
|
18%
|
5
|
15%
|
||
8
|
Teknik TPR
oleh guru menyenangkan
|
Setuju
|
14
|
41%
|
20
|
58%
|
26
|
76%
|
Biasa
|
15
|
44%
|
10
|
30%
|
5
|
15%
|
||
Tidak setuju
|
5
|
15%
|
4
|
12%
|
3
|
9%
|
||
9.
8
|
Saya berbicara
lebih lancar.
Menggunakan media
kartu sebagai alat pembelajaran menyenangkan.
|
Setuju
|
14
|
41%
|
20
|
58%
|
26
|
76%
|
Biasa
|
15
|
44%
|
10
|
30%
|
5
|
15%
|
||
Tidak setuju
|
5
|
15%
|
4
|
12%
|
3
|
9%
|
||
10
|
Kompetensi
berbicara bahasa inggris saya
meningkatMenggunakan media kartu
sebagai alat pembelajaran
menyenangkan.
|
Setuju
|
15
|
44%
|
19
|
55%
|
26
|
76%
|
Biasa
|
15
|
44%
|
10
|
30%
|
5
|
15%
|
||
Tidak setuju
|
4
|
12%
|
5
|
15%
|
3
|
9%
|
Tabel II. Jumlah rata
– rata hasil observasi siswa dalam 3
bulan tiap evaluasi dari 28 siswa kelas VIIIB semester gasal SMPN 1 Puhpelem,
sebelum dan setelah pelaksanaan tindakan
pada setiap indikator yang diamati.
NO
|
Rata - rata
Tanggapan
dari semua indikator
|
Tahap
I
%
|
Tahap
II
%
|
Tahap
III
%
|
1
|
Setuju
|
37,8%
|
53,4%
|
72,1%
|
2
|
Biasa
|
38,75%
|
29,6%
|
15,9%
|
3
|
Tidak
Setuju
|
23,45%
|
17,1%
|
12,0%
|
Hasil observasi
tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam cara pandang dan minat siswa terhadap
pembelajaran Bahasa Inggris untuk mempercepat penguasaan kompetensi berbicara dengan
menggunakan teknik TPR Plus. Pada
item no 6 menunjukkan perubahan penguasaan kompetensi berbicara yang tinggi,
juga pada indikator no 8, 9, dan 10, terjadi peningkatan yang signifikan.Dari
hasil ini kita tahu bahwa metode ini sangat diminati siswa.
Tabel III : Score Portofolio Siswa dalam bentuk tulisan dalam 3 tahap
evaluasi
No
|
Nama Siswa
|
Tahap I/Kondisi awal
|
Tahap II/siklus 1
|
Tahap III/siklus 2
|
|||||||||||||||
Accent
|
Grammar
|
Vocabulary
|
Fluency
|
Comprehension
|
Jumlah
|
Accent
|
Grammar
|
Vocabulary
|
Fluency
|
Comprehension
|
Jumlah
|
Accent
|
Grammar
|
Vocabulary
|
Fluency
|
Comprehension
|
Jumlah
|
||
1
|
AFRIDA AYUNINGTYAS
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
6
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
6
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
7
|
2
|
AJI MARWANTO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
2
|
1
|
1
|
2
|
7
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
3
|
ANDI SAPUTRO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
7
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
4
|
BOWO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
6
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
8
|
5
|
DIDIK KURNIAWAN
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
6
|
2
|
1
|
1
|
1
|
2
|
7
|
6
|
DWI
ANTO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
7
|
EDI NURCAHYONO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
8
|
EDY SETIAWAN
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
2
|
2
|
2
|
1
|
1
|
8
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
9
|
EKA
RUSTIANA
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
8
|
10
|
HESTI
WULANDARI
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
8
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
11
|
IMA TRI SULISTIAWATI
|
1
|
2
|
1
|
1
|
2
|
7
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
9
|
12
|
LITA ELVIANA
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
9
|
13
|
MARIYANTO
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
6
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
9
|
14
|
MA'RUF ISLAMUDIN
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
6
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
8
|
15
|
MITA YOFRIANA
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
9
|
16
|
MOH.
HARRIS RIFKI NUR F
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
8
|
17
|
ROHMAT ABDUL JUPRI
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
6
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
8
|
18
|
SANTO
PRAKOSO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
6
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
9
|
19
|
SITI
HASTUTI
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
9
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
8
|
20
|
SUTRISNO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
6
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
21
|
TONY PRABOWO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
22
|
TUGIYATMI
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
9
|
23
|
WAHYU AGUS CANDRA ADI PUTRA
|
1
|
1
|
2
|
1
|
1
|
6
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
24
|
WINANDA WIDYASTUTI
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
25
|
WINARNO
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
6
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
26
|
YULI
ANINGRUM
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
2
|
1
|
1
|
2
|
7
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
27
|
YULI NURGIYANTI
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
7
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
8
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
8
|
28
|
YULIANA
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
7
|
2
|
1
|
2
|
1
|
1
|
7
|
29
|
YULIUS NOVARI
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
6
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
6
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
7
|
RATA-RATA
|
1,1
|
1
|
1,3
|
1
|
1,2
|
5,7
|
1,1
|
1,3
|
1,7
|
1
|
1,8
|
6,9
|
1,5
|
1,5
|
1,9
|
1,1
|
2
|
8,0
|
|
MAX
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
2
|
2
|
2
|
1
|
2
|
9
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
|
MIN
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
5
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
7
|
Pengambilan score mengacu pada
penilaian speaking, Nilai tertinggi dari tiap item 2 , jumlah item 5, jumlah nilai tertinggi
semuanya 10.
Hasil
evaluasi untuk tulisan siswa
mengalami peningkatan nyata, yaitu sangat signifikan untuk beberapa siswa, tinggi untuk sebagian
besar siswa dan sedang untuk beberapa siswa. Untuk lebih jelasnya lihat pada
tabel rata-rata hasil evaluasi dari setiap tahap di bawah ini pada kompetensi
menulis.Dari tahap awal ke siklus 1 meningkat dari rata-rata 5,7 menjadi 6,9 kemudian dari siklus 1 ke siklus 2
rata-ratanya meningkat lagi menjadi 8,0.
Tabel IV. Jumlah rata
– rata kemampuan berbicara siswa dalam 2 bulan tiap evaluasi dari 28 siswa
kelas VIIIB semester gasal SMPN 1 Puhpelem, setelah menggunakan teknik TRP Plus
mengalami peningkatan dalam ketrampilan berbicara.
NO
|
Tahap
I
/awal
|
TahapII
/siklus 1
|
Tahap
III
/siklus
2
|
|
1
|
Rata-rata
nilai tulis kalimat sederhana
|
5,7
|
6,9
|
8,0
|
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian
pada efektifitas penggunaan teknik Totat Physical Respon Plus (TPR Plus) dalam
kompetensi speaking skill, disimpulkan bahwa :
1. Model pembelajaran dengan menggunakan teknik
TRP Plus memberikan kontribusi positif
terhadap meningkatnya penguasaan kompetensi berbicara siswa.
2. Model pembelajaran dengan menggunakan TRP
Plus secara nyata mengoptimalkan kemampuan siswa untuk berbicara inter maupun
antar personal.
3. Model pembelajaran dengan menggunakan teknik
TPR Plus meningkatkan rasa percaya diri
siswa dalam belajar berbicara bahasa inggris yang benar.
B. SARAN
Pengembangan Pembelajaran
dengan menerapkan teknik TPR Plus sangat
tepat di laksanakan untuk mempercepat penguasaan kompetensi berbicara dalam Bahasa Inggris. Pembelajaran
ini memberikan secara optimal rangsangan, bagaimana berbicara bahasa inggris yang benar. Dengan kemampuan
ini siswa akan lebih mudah berbicara Bahasa Inggris dengan benar. Teknik ini juga berkaitan erat dengan background atau latar belakang siswa
atau kontekstual. Sehingga mempermudah siswa menguasai materi pembelajaran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian
pada efektifitas penggunaan teknik Totat Physical Respon Plus (TPR Plus) dalam
kompetensi speaking skill, disimpulkan bahwa :
1. Model pembelajaran dengan menggunakan teknik
TRP Plus memberikan kontribusi positif
terhadap meningkatnya penguasaan kompetensi berbicara siswa.
2. Model pembelajaran dengan menggunakan TRP
Plus secara nyata mengoptimalkan kemampuan siswa untuk berbicara inter maupun
antar personal.
3. Model pembelajaran dengan menggunakan teknik
TPR Plus meningkatkan rasa percaya diri
siswa dalam belajar berbicara bahasa inggris yang benar.
B. SARAN
Pengembangan Pembelajaran
dengan menerapkan teknik TPR Plus sangat
tepat di laksanakan untuk mempercepat penguasaan kompetensi berbicara dalam Bahasa Inggris. Pembelajaran
ini memberikan secara optimal rangsangan, bagaimana berbicara bahasa inggris yang benar. Dengan kemampuan
ini siswa akan lebih mudah berbicara Bahasa Inggris dengan benar. Teknik ini juga berkaitan erat dengan background atau latar belakang siswa
atau kontekstual. Sehingga mempermudah siswa menguasai materi pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Stannard W. 1978. Living English Speech. London: Longman Group Ltd.
Andreas, Priyono.1999.Action Research Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Makalah. Semarang: Depdiknas.
Aqib,
Zainal. 2001. Profesionalime Guru dalam
Pembelajaran. Surabaya : Insan Cedekia.
Binham, Philip. 1985. How to Say It.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Collins Cobuild. 2003. Advanced learner’s English Dictionary. London: Harper Collin
Publisher
Depdiknas.2004. Draf Kurikulum Berbasisi
Kompetensi
Dhanny R, Cryssco. 2001. Practical
English Grammar and daily Conversation. Jakarta: Puspa Swara.
Echol, John M and Shadily, Hasan. 1994. An Indonesian – English Dictionary. Jakarta: PT. Gramedia.
Elliot, John.1982. The Action Research Reader. Geolong Victoria
: Deakin University Press.
Kridalaksana Harimurti.1993.Kamus
Linguistik.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Oxford University Press. Asher’s .1982
Pusat Bahasa. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Depdiknas.
Technigue and principles in language
teaching.1986
Tidak ada komentar:
Posting Komentar