Jumat, 23 Mei 2014

TENDIK MEMPUBLIKASIKAN KARYA TULIS ITU PERLU SALAH SATUNYA PTK (PENELITIAN TINDAKAN KELAS)



UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI  DAN KETRAMPILAN BERBICARA  BAHASA INGRIS MELALUI  TOTAL PHYSICAL RESPON PLUS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PUHPELEM TAHU 2010/2011
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)




 

BAB I

A.    PENDAHULUAN
Peningkatan mutu pendidikan adalah salah satu tujuan pendidikan yang harus dicapai untuk meningkatkan output peserta didik yang berkualitas, sehingga dapat membentuk masusia yang tanggap dan tangguh dalam menghadapi perkembangan jaman. Hal inilah yang mengilhami bahwa seorang guru harus kreatif dan inovativ dalam proses pembelajaran untuk dapat menghasilkan output yang baik dan mampu bersaing di era globalisasi sekarang ini.
Didalam bahasa Inggris terdapat berbagai macam aspek yang harus diperhatikan dalam upaya penguasaan kompetensi berbahasa Inggris. Berbagai macam aspek tersebut saling berkaitan satu sama lainnya, seperti mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Untuk mencapai kompetensi berbahasa tersebut kurikulum sekarang sekarang ini, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), berangkat dari seperangkat rasional teoritis dan praktis yang mendasari semua keputusan perumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator dalam kurikulum.
Dalam pembelajarah Bahasa inggris salah satu ketrampilan yang harus dimiliki siswa adalah ketrampilan berbicara.  Dari tujuan diatas tentunya para siswa dituntut untuk dapat dan  trampilan berbicara bahasa inggris yang tentunya sangat diperlukan oleh semua orang yang ingin berkomunikasi dengan orang lain di era globalisai ini.
Bahasa inggris adalah salah satu bahasa asing yang masuk dalam komponen kurikulum di tingkat SMP. Bahasa inggris juga sebagai bahasa internasional, di mana bahasa ini digunakan untuk berkomunikasi dalam bebagai bidang. Karena sebagai bahasa asing maka dalam pembelajaran sering menemukan banyak permasalahan yang muncul selama mengadakan proses belajar pembelajaran di dalam kelas antara lain:
1.      Siswa merasa tidak mampu berbicara bahasa inggris
2.      Siswa takut berbicara ketika ditanya gurunya memakai bahasa inggris.
3.      Situasi kelas menjadi kurang nyaman karena siswa takut kawatir kalau disuruh berdialog didepan kelas.
4.      Ada siswa ketika pelajaran bahasa inggris selalu ijin ke UKS

Kegiatan pembelajaran di kelas agar tidak monoton dan membosankan perlu mengembangkan teknik yang ada dan mudah dalam menggunakannya. Pentingnya penembangan teknik pembelajaran untuk penyampaian materi pelajaran. Dalam proses belajar mengajar teknik pembelajaran memiliki nilai yang strategis, sebagaimana yang diungkapkan oleh Kemp dan Dayton (1985).
Salah satu teknik yang digunakan yaitu  total physical respon  adalah di sekolah tersebut dari segi intake siswa yang tergolong rendah dan sedang, hal inilah yang menjadi salah satu faktor belum tercapauinya tujuan pembelajaran khususnya ketrampilan berbicara bahasa inggris.
Hal-hal ini lah yang mendorong penulis untuk mengambil penelitian tindakan kelas pada kelas VIII B, dimana kelas tersebut terdapat banyak siswa yang mempuyai latar belakang selama di Sekolah Dasar belum mendapat penbelajaran bahasa inggris. Hal ini menjadi kendala bagi guru mata pelajaran Bahasa Ingris dituntut untuk lebih kreatif dalam mengadakan proses PBM. Dari input siswa yang ada, sehingga dalam pembelajaran bahasa inggris ditemukan bahwa anak kurang berani berbicara, sedangkan salah satu komponen ketrampilan bahasa yang dikembangkan adalah ketrampilan berbicara, hal ini terlihat ketika anak di beri kesempatan untuk berbicara, para siswa sangat pasif dan tidak berani untuk mencoba, sehingga guru harus menunjuk salah satu siswa untuk berbicara. Dari hal-hal tersebut penulis terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa khususnya ketrampilan berbicara

     
A.    Rumusan Masalah
Dari judul penelitian di atas dapat di rumuskan masalah antara lain:
1.      Apakah  Total physical Respon  dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar bahasa inggris siswa kelas VIII B ?
2.       Bagaimanakah kemampuan ketrampilan berbicara bahasa inggris siswa setelah menggunakan Total Physical Respon dalam pembelajaran ?
B.     Tujuan
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan ketrampilan berbicara dengan mengembangkan Total Physical Respon  pada siswa kelas VIII B.

C.     Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
a.       Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa inggris dan meningkatkan  keterampilan berbicara bahasa inggris, mengasah imajinasi, memupuk kreativitas, dan meningkatkan prestasi belajar.
b.      Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan meningkatnya kemapuan keterampilan berbicara dengan lafal pronaounciation secara benar dan meningkatkan kemampuan dasar guru dalam menerapkan pembelajaran Bahasa Inggris.

D.     Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
1. Subjek Penelitian
Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VIII B SMPN 1 Puhpelem Tahun pelajaran 2010/2011. Kelas VIII B SMPN 1 Puhpelem Wonogiri berjumlah 28 siswa, terdiri dari 18 putra dan 10 putri.  Kemampuan berbicara bahas inggris rata-rata masih rendah.  Bahasa sehari-hari yang digunakan adalah Bahasa Jawa.  Keadaan sosial ekonomi orang tua siswa rata-rata menengah ke bawah.  Tempat tinggal siswa kebanyakan 89% berasal dari pelosok yang umumnya orang tuanya bekerja sebagai petani.  Hal inilah yang menyebabkan motivasi belajar siswa juga rendah.


BAB III
METODOLOGI  PENELITIAN

A.  Setting Penelitian
            Penelitian  Tindakan Kelas ini penulis lakukan di SMP Negeri 1 Puhpelem, Kabupaten Wonogiri, khususnya dilaksanakan di kelas VIIIB semester 1 tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 28 siswa. Siswa perempuan sejumlah 10 dan laki-laki 18 siswa.Alasan penulis melakukan penelitian di kelas ini karena rendahnya kemampuan siswa dalam berbicara menggunakan bahasa inggris.
            Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus selama semester satu. Siklus pertama dilakukan dalam 2 kali pertemuan,  sedangkan siklus kedua 2 kali pertemuan.Jadi seluruhnya ada 4 kali pertemuan.
B.  Subjek Penelitian
            Subjek penelitian di sini adalah siswa kelas VIIIB semester gasal  SMP Negeri 1 Puhpelem, Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011.
C.  Sumber Data
            Sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Tes awal untuk mengetahui kompetensi Speaking
2.      Hasil kuisioner untuk mengetahui pendapat mereka terhadap pembelajaran Speaking.
3.      Wawancara yang diadakan oleh peneliti dibantu oleh kolaborator untuk mengetahui kesan dan pendapat mereka selama proses pembelajaran dengan penerapan TPR Plus.
4.      Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan kolaborator pada saat proses pembelajaran.
D.  Teknik dan alat pengumpulan Data
1.  Teknik pengumpulan data
a.       Pemberian tes kognitif untuk mengetahui ketrampilan berbicara  siswa.
b.      Menyiapkan perangkat pembelajaran.
c.       Pemberian lembar kerja  siswa untuk setiap pertemuan
d.      Penyebaran kuesioner sebelum dan sesudah tindakan
e.       Pedoman Wawancara, Analisis
f.       Pengamatan dan observasi
2.  Alat pengumpul data
a.       Butir tes kognitif
b.      Lembar kerja siswa
c.       Pertanyaan kuesioner
d.      Pedoman wawancara
e.       Lembar pengamatan
E.  Validasi Data
1.      Tes kognitif dan lembar kerja siswa di ujicobakan kepada siswa yang bukan merupakan subjek penelitian.
2.      Validasi kuesioner juga dilakukan seperti langkah tersebut di atas.
3.      Validasi wawancara dilakukan dengan melibatkan kolaborator.
4.      Validasi pengamatan dengan melibatkan seorang yang lebih tahu  untuk mengetahui apakah lembar pengamatan telah mewakili data yang akan diambil. Triangulasi data dilakukan dengan melibatkan kolaborator.

F.  Analisis Data
1.      Hasil tes kognitif tentang ketrampilan berbicara rerata dan dianalisis secara deskriptif.
2.      Hasil  performance speaking  siswa dinilai berdasarkan rubrik penilaian speaking . Kemudian hasilnya dianalisis secara deskriptif komparatif dengan membandingkan nilai tes antar siklus maupun dengan indikator kerja.
3.      Hasil Kuesioner dianalisa secara deskriptif.
4.      Hasil wawancara juga dianalisa secara deskriptif.
5.      Hasil pengamatan oleh kolaborator dan peneliti dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui apa yang terjadi dan masalah yang muncul ketika siswa melakukan praktek speaking
G.  Indikator Kinerja
            Beberapa indikator dalam rancangan penelitian ini adalah :
            1). Menetapkan kelas yang digunakan untuk penelitian tindakan.
            2). Merencanakan jumlah siklus yang akan dilakukan dan setiap akhir tindakan di
                 laksanakan tes untuk mengetahui perkembangan yang dicapai.
            3). Membuat rencana pembelajaran.
            4). Membuat lembar observasi, lembar kerja siswa dan lembar catatan proses pe
                 laksanaan,
            5). Menyusun butir soal.
H. Prosedur Penelitian
Setiap siklus dapat dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, sedangkan rencana variabel-variabel yang diteliti pada masing-masing siklus terdiri atas empat tahap, yaitu persiapan tindakan, implementasi tindakan, pemantauan dan evaluasi serta refleksi.

SIKLUS I
1. Planning/ Persiapan
Pada tahap planning penulis melakukan beberapa kegiatan seperti mencari referensi yang berkaitan dengan strategi  TPR Plus  dalam pembelajaran speaking. Dalam tahap ini penulis juga melakukan :
1. Pembuatan lesson plan
2.  Pembuatan butir soal tes speaking
3.  Pemilihan topik dan subjek yang akan dikembangkan
4.  Pembuatan lembar kerja siswa
5.  Pembuatan skore rubrik penilaian
6.   Pembuatan soal kuesioner
1.      Pembuatan daftar pertanyaan wawancara
2.      Pembuatan instrumen pengamatan
3.      pembuatan lembar catatan harian yang akan digunakan untuk merekam informasi secara kualitatif yang diperoleh selama tindakan. Catatan digunakan untuk mencatat perubahan negatif dan positif selama proses siklus penelitian.
2. Acting/ Tindakan
Pembelajaran dilaksanakan mencakup semua ketrampilan berbahasa ( listening, speaking, reading, writing).Pengajaran dimulai dari kegiatan, listening, speaking, reading, dan writing.Perlakuan dengan TPR Plus dilakukan pada saat kegiatan ketrampilan berbicara(speaking skill), seperti langkah-langkah berikut :
Guru memulai pengajaran dengan dari ketrampilan listening, dilanjutkan dengan kegiatan speaking. Alokasi waktu untuk dua ketrampilan ini adalah 2 x 40 menit.Kegiatan Speaking dimuali setelah ekplorasi. Dimulai dengan memberi penjelasan turan yang dibuat bersama antara guru dan siswa . Setelah itu guru memulai dengan ucapan ”Class” kemudaian siswa menjawab ”Yess”, kemudaian guru mengucapkan kata atau kalimat atau ungkapan transaksional kemudian  guru mengatakan ”Teach” siswa menjawab ”OK”, kemudian siswa mengucapkan kata/kalimat transakional seperti yang diucapkan guru dengan melihat teman yang diajak berbicara. Kegiatan ini dilakukan secara monolog tetapi konsentrasi siswa. Kemudian siswa diminta untuk mulai untuk monolog dengan mengucapkan seperti sama dengan yang dilakukan gurunya dengan bergantian.Selanjutnya siswa mengucapakan dialog dari semua ucapan tyang telah dipelajaribersama teman sebangkunya. Guru mengevaluasi dari setiap pasangan yang maju melakukan dialog dan memberikan umpan balik dan tanggapan terhadap prounounciatin dan intonasi dalam berbicara.
Perlakuan TPR Plus  siklus pertama ini diberikan untuk dua kali pertemuan.Selama perlakuan berlangsung, kolaborator mengobservasi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan mencatat segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.Temuan-tamuan yang didapatkan dicatat dalam lembar catatan lapangan.Setelah dua  kali pertemuan berlalu, dilakukan tes 1 untuk mengukur kemampuan siswa dalam membuat kalimat bahasa inggris dan sebagai data untuk dibandingkan dengan test awal (t-O) sehingga peneliti dapat menemukan perkembangan siswa.
3.Pemantauan dan evaluasi (observing)
Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk melihat lebih jauh keefektifan strategi TPR Plus  dalam meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa dalam berbicara bahasa inggris, maka diadakan test 1.


4.Analisis refleksi
Refleksi dilakukan dengan cara memikirkan kembali untuk mengetahui sejauh mana efektifitas pelaksanaan tindakan pada siklus I.Selama siklus pertama deskriptor yang belum muncul adalah, siswa masih belum signifikan yang menggunakan bahasa inggris/tidak takut berbicara, siswa lebih banyak diam dan enggan untuk menampilkan dialog,  komunikasi antara guru dan siswa lebih lancar sehingga guru makin hafal dengan siswa.Sedangkan deskriptor yang sudah muncul adalah, guru sudah menggunakan metode pemberian tugas, kemudian juga sudah menggunakan teknik yang bervariasi, siswa bisa belajar berbicara dan berkomunikasai interpersonal maupaun antar  personal dengan menggunakan grammar dengan benar, serta kerjasama antar siswa sudah meningkat. Namun ada beberapa hal yang menjadi masalah, antara lain : kelas masih monoton dan ktika ada yang meanpilkan pasangan yang menampilkan dialog masih banyak yang kurang memperhatikan temannya, guru sedikit mengevaluasi dan memberi contoh yang benar.
Untuk mengurangi masalah-masalah tersebut maka semua kekuatan dan kelemahan yang terlihat pada siklus I dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan tindakan pada siklus berikutnya. pada akhir siklus dilakukan tes evaluasi belajar untuk melengkapi penilaian yang sebenarnya.
SIKLUS II
1). Perencanaan/Planning
            Untuk mendukung pelaksanaan siklus kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatunya sama dengan siklus pertama.
2). Acting/Tindakan
Pelaksanaan pada siklus II mekanismenya sama dengan pelaksanaan siklus I, yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan atau tindakan, pengamatan dan refleksi.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama, maka pada siklus kedua diberikan pengertian pada siswa agar lebih termotivasi, konsentrasi pada materi yang diajarkan.
Setelah berjalan 15 menit, siswa yang telah siap dipersilahkan menapilkan monolog maupaun dialog dengan pasangannya, dari dialog itu guru memberikan evaluasi dari kekurangan untuk dapat diperbaiki bagi yang lain terutama pada prounonciatian dan intonasi.
3.   Pemantauan dan evaluasi/observing
Pengamatan atau evaluasi pada perkembangan kemampuan siswa dilakukan pada setiap fase treatment. Data-data yang ada dianalisis secara deskriptif. Untuk mendukung data kualitatif diatas, dilakukan test 2 dengan hasil bahwa sebagian besar anak-anak  nilainya meningkat.Rata-rata kemampuan dan kemauan siswa berbicara bahasa inggris juga meningkat.Sedangkan dari beberapa responden siswa yang diwawancarai, menjawab senang menggunakan TPR Plus lebih menyenangkan karena mereka lebih mengerti dan dapat langsung melakukan perintah.
4.  Refleksi
Setelah mendapatkan gambaran secara rinci tentang keberhasilan dan kendala yang dialami dalam pelaksanaan penggunaan TPR Plus,  peneliti melakukan kajian dan refleksi terhadap proses dan hasil dari siklus kedua. Dari hasil observasi selama siklus dua berlangsung, didapatkan kondisi bahwa pembelajaran bisa berjalan lebih menyenangkan dan lebih variatif, siswa semakin antusias dalam berbicara.

 
BAB IV
LAPORAN HASIL
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
            Hasil pembelajaran siswa di evaluasi dalam tiga  tahap :
Tahap  I     Bulan Otkober
            II    Bulan November
            III   Bulan Desember
Tabel I.  Hasil observasi tanggapan siswa dalam pembelajaran dengan teknik TPR Plus untuk mempercepat penguasaan Kompetensi berbicara  Bahasa Inggris.
No
Pernyataan
Tanggapan
Tahap I/awal
Tahap II/siklus 1
Tahap III/siklus 2
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1
Saya menguasai kompetensi Bahasa Inggris dengan baik
Setuju
12
35%
18
52%
22
64%
Biasa
12
35%
10
30%
7
21%
Tidak setuju
     10
30%
6
18%
5
15%
2
Saya menguasai kompetensi bericara  Bahasa Inggris dengan baik
Setuju
7
21%
13
38%
24
70%
Biasa
15
44%
12
35%
4
12%
Tidak setuju
12
35%
9
27%
6
18%
3
Saya dapat berbicara monolog/ interpersonal dengan baik.
Setuju
15
44%
19
56%
25
73%
Biasa
15
44%
10
30%
6
18%
Tidak setuju
4
12%
5
15%
3
9%
4
Teknik TPR Plus membantu saya belajar berbicara bahasa Inggris
Setuju
13
38%
18
52%
25
73%
Biasa
12
35%
9
27%
5
15%
Tidak setuju
9
27%
7
21%
4
12%









5
TPR Plus mampu meningkatkan motivasi saya berbicara bahasa inggris
Setuju
15
44%
21
61%
24
70%
Biasa
12
35%
7
21%
5
15%
Tidak setuju
7
21%
6
18%
5
15%
6
Kompetensi berbicara Bahasa Inggris saya meningkat
Setuju
12
35%
18
52%
27
79%
Biasa
10
30%
11
33%
4
12%
Tidak setuju
12
35%
5
15%
3
9%
7
Menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi lisan   menyenangkan
Setuju
12
35%
18
52%
22
64%
Biasa
11
32,5%
10
30%
7
21%
Tidak setuju
11
32,5%
6
18%
5
15%
8






Teknik TPR oleh guru menyenangkan


Setuju
14
41%
20
58%
26
76%
Biasa
15
44%
10
30%
5
15%
Tidak setuju
5
15%
4
12%
3
9%
9.









8
Saya berbicara lebih lancar.



Menggunakan media kartu  sebagai alat pembelajaran  menyenangkan.
Setuju
14
41%
20
58%
26
76%
Biasa
15
44%
10
30%
5
15%
Tidak setuju
5
15%
4
12%
3
9%
10
Kompetensi berbicara  bahasa inggris saya meningkatMenggunakan media kartu  sebagai alat pembelajaran  menyenangkan.
Setuju
15
44%
19
55%
26
76%
Biasa
15
44%
10
30%
5
15%
Tidak setuju
4
12%
5
15%
3
9%

Tabel II. Jumlah rata – rata hasil observasi  siswa dalam 3 bulan tiap evaluasi dari 28 siswa kelas VIIIB semester gasal SMPN 1 Puhpelem, sebelum dan  setelah pelaksanaan tindakan pada setiap indikator yang diamati.
NO
Rata  - rata
Tanggapan dari semua indikator
Tahap I
%
Tahap II
%
Tahap III
%
1
Setuju
37,8%
53,4%
72,1%
2
Biasa
38,75%
29,6%
15,9%
3
Tidak Setuju
23,45%
17,1%
12,0%
Hasil observasi tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam  cara pandang dan minat siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris untuk mempercepat penguasaan kompetensi berbicara dengan menggunakan teknik TPR Plus. Pada item no 6 menunjukkan perubahan penguasaan kompetensi berbicara yang tinggi, juga pada indikator no 8, 9, dan 10, terjadi peningkatan yang signifikan.Dari hasil ini kita tahu bahwa metode ini sangat diminati siswa.






Tabel III : Score Portofolio Siswa  dalam bentuk tulisan dalam  3 tahap  evaluasi




No
Nama Siswa
Tahap I/Kondisi awal
Tahap II/siklus 1
Tahap III/siklus 2
Accent
Grammar
Vocabulary
Fluency
Comprehension
Jumlah
Accent
Grammar
Vocabulary
Fluency
Comprehension
Jumlah
Accent
Grammar
Vocabulary
Fluency
Comprehension
Jumlah
1
AFRIDA AYUNINGTYAS
1
1
2
1
1
6
1
1
1
1
2
6
2
1
1
1
2
7
2
AJI MARWANTO
1
1
1
1
1
5
1
2
1
1
2
7
1
1
2
1
2
7
3
ANDI SAPUTRO
1
1
1
1
1
5
1
2
2
1
1
7
1
2
2
1
2
8
4
BOWO
1
1
1
1
2
6
1
1
2
1
2
7
2
1
2
1
2
8
5
DIDIK KURNIAWAN
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
2
6
2
1
1
1
2
7
6
DWI ANTO
1
1
1
1
1
5
1
1
2
1
2
7
1
2
2
1
2
8
7
EDI NURCAHYONO
1
1
1
1
1
5
1
1
2
1
2
7
1
2
2
1
2
8
8
EDY SETIAWAN
1
1
1
1
1
5
2
2
2
1
1
8
1
2
2
1
2
8
9
EKA RUSTIANA
1
1
2
1
2
7
1
1
1
1
1
5
2
1
2
1
2
8
10
HESTI WULANDARI
2
1
2
1
2
8
1
2
2
1
2
8
1
2
2
1
2
8
11
IMA TRI SULISTIAWATI
1
2
1
1
2
7
1
2
2
1
2
8
2
2
2
1
2
9
12
LITA ELVIANA
1
1
1
1
1
5
1
2
2
1
2
8
2
2
2
1
2
9
13
MARIYANTO
1
1
2
1
1
6
1
1
2
1
2
7
2
1
2
2
2
9
14
MA'RUF ISLAMUDIN
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
2
6
2
2
1
1
2
8
15
MITA YOFRIANA
1
1
2
1
2
7
1
2
2
1
2
8
2
2
2
1
2
9
16
MOH. HARRIS RIFKI NUR F
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
5
2
1
2
1
2
8
17
ROHMAT ABDUL JUPRI
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
2
6
2
1
2
1
2
8
18
SANTO PRAKOSO
1
1
1
1
1
5
1
1
2
1
1
6
2
2
2
1
2
9
19
SITI HASTUTI
1
1
1
1
1
5
2
2
2
1
2
9
2
1
2
1
2
8
20
SUTRISNO
1
1
1
1
1
5
1
1
2
1
1
6
1
1
2
1
2
7
21
TONY PRABOWO
1
1
1
1
1
5
1
1
2
1
2
7
1
1
2
1
2
7
22
TUGIYATMI
1
1
1
1
1
5
1
1
2
1
2
7
2
2
2
1
2
9
23
WAHYU AGUS CANDRA ADI PUTRA
1
1
2
1
1
6
1
1
2
1
2
7
1
2
2
1
2
8
24
WINANDA WIDYASTUTI
1
1
2
1
2
7
1
2
2
1
2
8
1
2
2
2
2
9
25
WINARNO
1
1
1
1
2
6
1
1
2
1
2
7
1
1
2
1
2
7
26
YULI ANINGRUM
1
1
1
1
1
5
1
2
1
1
2
7
1
2
2
1
2
8
27
YULI NURGIYANTI
2
1
2
1
1
7
2
1
2
1
2
8
1
1
2
2
2
8
28
YULIANA
1
1
1
1
1
5
2
1
2
1
1
7
2
1
2
1
1
7
29
YULIUS NOVARI
2
1
1
1
1
6
1
1
1
1
2
6
1
1
2
1
2
7

RATA-RATA
1,1
1
1,3
1
1,2
5,7
1,1
1,3
1,7
1
1,8
6,9
1,5
1,5
1,9
1,1
2
8,0

MAX
2
2
2
1
2
8
2
2
2
1
2
9
2
2
2
2
2
9

MIN
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
5
1
1
1
1
1
7



Pengambilan score mengacu pada penilaian speaking, Nilai tertinggi dari tiap item 2 ,  jumlah item 5, jumlah nilai tertinggi semuanya 10.
            Hasil evaluasi untuk tulisan siswa mengalami peningkatan nyata, yaitu sangat signifikan  untuk beberapa siswa, tinggi untuk sebagian besar siswa dan sedang untuk beberapa siswa. Untuk lebih jelasnya lihat pada tabel rata-rata hasil evaluasi dari setiap tahap di bawah ini pada kompetensi menulis.Dari tahap awal ke siklus 1 meningkat dari rata-rata 5,7 menjadi 6,9  kemudian dari siklus 1 ke siklus 2 rata-ratanya  meningkat lagi menjadi 8,0.
Tabel IV. Jumlah rata – rata kemampuan berbicara siswa dalam 2 bulan tiap evaluasi dari 28 siswa kelas VIIIB semester gasal SMPN 1 Puhpelem, setelah menggunakan teknik TRP Plus mengalami peningkatan dalam ketrampilan berbicara.
NO

Tahap I
/awal
TahapII
/siklus 1
Tahap III
/siklus 2
1
Rata-rata nilai tulis  kalimat sederhana
5,7
6,9
8,0


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
            Berdasarkan penelitian pada efektifitas penggunaan teknik Totat Physical Respon Plus (TPR Plus) dalam kompetensi speaking skill, disimpulkan bahwa :
1.      Model pembelajaran dengan menggunakan teknik TRP Plus  memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya penguasaan kompetensi berbicara siswa.
2.      Model pembelajaran dengan menggunakan TRP Plus secara nyata mengoptimalkan kemampuan siswa untuk berbicara inter maupun antar personal.
3.      Model pembelajaran dengan menggunakan teknik TPR Plus  meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar berbicara bahasa inggris yang benar.
B.     SARAN
                   Pengembangan Pembelajaran dengan menerapkan teknik TPR Plus   sangat tepat di laksanakan untuk mempercepat penguasaan kompetensi berbicara dalam Bahasa Inggris. Pembelajaran ini memberikan secara optimal rangsangan, bagaimana berbicara  bahasa inggris yang benar. Dengan kemampuan ini siswa akan lebih mudah berbicara Bahasa Inggris dengan benar. Teknik  ini juga berkaitan erat dengan background atau latar belakang siswa atau kontekstual. Sehingga mempermudah siswa menguasai materi pembelajaran.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
            Berdasarkan penelitian pada efektifitas penggunaan teknik Totat Physical Respon Plus (TPR Plus) dalam kompetensi speaking skill, disimpulkan bahwa :
1.      Model pembelajaran dengan menggunakan teknik TRP Plus  memberikan kontribusi positif terhadap meningkatnya penguasaan kompetensi berbicara siswa.
2.      Model pembelajaran dengan menggunakan TRP Plus secara nyata mengoptimalkan kemampuan siswa untuk berbicara inter maupun antar personal.
3.      Model pembelajaran dengan menggunakan teknik TPR Plus  meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam belajar berbicara bahasa inggris yang benar.
B.     SARAN
                   Pengembangan Pembelajaran dengan menerapkan teknik TPR Plus   sangat tepat di laksanakan untuk mempercepat penguasaan kompetensi berbicara dalam Bahasa Inggris. Pembelajaran ini memberikan secara optimal rangsangan, bagaimana berbicara  bahasa inggris yang benar. Dengan kemampuan ini siswa akan lebih mudah berbicara Bahasa Inggris dengan benar. Teknik  ini juga berkaitan erat dengan background atau latar belakang siswa atau kontekstual. Sehingga mempermudah siswa menguasai materi pembelajaran.

 
DAFTAR PUSTAKA


Allen, Stannard W. 1978. Living English Speech. London: Longman Group Ltd.
Andreas, Priyono.1999.Action Research Sebagai Pengembangan Profesi Guru, Makalah. Semarang: Depdiknas.
Aqib, Zainal. 2001. Profesionalime Guru dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cedekia.
Binham, Philip. 1985. How to Say It. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Collins Cobuild. 2003. Advanced learner’s English Dictionary. London: Harper Collin Publisher
Depdiknas.2004. Draf Kurikulum Berbasisi Kompetensi
Dhanny R, Cryssco. 2001. Practical English Grammar and daily Conversation. Jakarta: Puspa Swara.
Echol, John M and Shadily, Hasan. 1994. An Indonesian – English Dictionary. Jakarta: PT. Gramedia.
Elliot, John.1982. The Action Research Reader. Geolong Victoria : Deakin University Press.
Kridalaksana Harimurti.1993.Kamus Linguistik.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Oxford University Press. Asher’s .1982
Pusat Bahasa. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Depdiknas.
Technigue and principles in language teaching.1986



Tidak ada komentar:

Posting Komentar